5 Kesalahan Umum Saat Impor ke Indonesia (dan Cara Menghindarinya)
Proses impor ke Indonesia bisa menjadi peluang besar bagi bisnis, tapi juga menyimpan potensi kerugian jika Anda tidak paham regulasi dan prosedurnya.
Banyak importir, terutama yang baru pertama kali, melakukan kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari.
Dalam artikel ini, kami merangkum 5 kesalahan umum dalam kegiatan impor ke Indonesia, lengkap dengan tips menghindarinya agar pengiriman Anda berjalan lancar.
❌ 1. Tidak Memiliki Izin API/NIK
Salah satu kesalahan paling umum adalah melakukan impor tanpa Izin Angka Pengenal Importir (API) dan Nomor Induk Kepabeanan (NIK).
Tanpa dokumen ini, Anda tidak bisa mengajukan PIB atau mengambil barang dari pelabuhan.
Solusi: Gunakan jasa undername import legal, seperti yang disediakan Karasetu, agar tetap bisa mengimpor dengan aman.
❌ 2. Salah Menentukan HS Code
Kode HS (Harmonized System) yang salah akan menyebabkan tarif bea masuk tidak sesuai, bahkan bisa mengakibatkan denda atau penahanan barang.
Solusi: Konsultasikan HS Code dengan ahli logistik atau freight forwarder sebelum mengajukan dokumen.
❌ 3. Kurangnya Dokumen Pendukung
Invoice, packing list, dan bill of lading harus lengkap dan sesuai. Ketidaksesuaian bisa memperlambat proses clearance.
Solusi: Siapkan dokumen jauh-jauh hari, pastikan semuanya sinkron dan disahkan oleh pihak terkait.
❌ 4. Mengabaikan Biaya Tambahan
Banyak importir hanya menghitung harga barang dan ongkir, tanpa mempertimbangkan bea masuk, pajak impor, biaya handling pelabuhan, dll.
Solusi: Minta estimasi biaya total kepada freight forwarder Anda sejak awal.
❌ 5. Tidak Memilih Partner Logistik yang Tepat
Menggunakan ekspedisi yang tidak berpengalaman dapat menyebabkan keterlambatan, biaya tak terduga, atau bahkan barang tertahan di pelabuhan.
Solusi: Pilih partner logistik yang berpengalaman, legal, dan transparan — seperti Karasetu Logistics Indonesia.
🎯 Kesimpulan
Dengan memahami kesalahan-kesalahan umum di atas, Anda bisa menghemat waktu, biaya, dan menghindari stres saat melakukan impor ke Indonesia.
Jika Anda masih ragu atau baru pertama kali impor, konsultasikan dengan tim kami.